TANGGUNG JAWAB SOSIAL
oleh :
linda alviana
Tanggung Jawab Sosial
Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa menunaikan hak-hak yang dianjurkan
dalam Al-qur’an itu mengandung unsur kebersamaan antar sesama muslim. Jika
mereka melaksanakan kewajiban ini, dapat dipastikan kaum muslimin adalah
orang-orang yang mempunyai taraf kehidupan yang paling baik, pengaruhnya
pun akan sangat menakjubkan, kebanyakan
orang secara berbondong-bondong akan memasuki islam, karena islam juga menganjurkan kebersamaan dan
tolong-menolong. Si kaya menolong si miskin, dan di dalam harta orang kaya
terdapat hak yang harus ditunaikan untuk kaum miskin. Dengan demikian ,
hubungan antara segenap masyarakat akan semakin akrab dan jurang pemisah
keadaan sosial pun akan tertutup
Bagi islam, untuk memperbaiki masyarakat dan meratakan keadilan sosial,
hendaklah diperbaiki terlebih dahulu
dasar sendi pertama sosial (masyarakat), yaitu jiwa seseorang, di tanamkan
terlebih dahulu di jiwa seseorang dengan rasa iman kepada Allah dan Hari
Akhirat, lalu iman itu mengakibatkan rasa kasih sayang dan dermawan. Kesadaran
pribadi setiap orang dalam hubungannya dengan Allah, manusia, alam sekitar dan
kedudukan dirinya di tengah semua itu, disanalah sumber keadilan sosial.
Kepedulian Sosial Sebagai Perwujudan Kesalehan
Sosial
A. Al Dzariyat : 19
þÎûuröNÎgÏ9ºuqøBr&A,ymÈ@ͬ!$¡¡=Ïj9ÏQrãóspRùQ$#urÇÊÒÈ
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan
orang miskin yang tidak mendapat bahagian”
Tafsir al-Mufradat
Bagian yang banyak yang mereka wajibkan bagi
mereka sendiri untuk menyerahkannya sebagai pendekatan kepada Allah SWT dan
belas kasih terhadap hamba-hamba-Nya
·
Menurut
Muhammad Ibnu Sirin dan Qatadah, hak itu adalah Zakat
·
Menurut Ibnu
Abbas, hak adalah pemberian selain zakat dengan alasan Surat Ad Dzariyat itu
Surat Makkiyah sedangkan zakat diwajibkan di Madinah
·
Menurut Ibnu
‘Arabi, hak itu adalah zakat berdasarkan surat Al Ma’arij.
|
|
@ͬ!$¡¡=Ïj9
|
Orang yang meminta pemberian dan
derma
|
QrãóspRùQ$#
|
Orang yang menahan diri, yang oleh orang
yang tidak mengerti disangka orang kaya, sehingga tidak memperoleh sedekah,
seperti kebanyakan orang.[1]
|
Asbab al-Nuzul
Imam Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim telah
mengetengahkan sebuah hadits melalui Al-Hasan Ibnu Muhammad Al-Hanafiyah, bahwa
Rasulullah SAW mengutus pasukan sariyahnya. Lalu pasukan itu dapat mengalahkan
musuh-musuhnya dan memperoleh ganimah. Sesudah itu, yaitu sesudah mereka
menyelesaikan tugasnya datanglah suatu kaum. Lalu turunlah ayat ini.[2]
Kandungan Hukum
Salah satu sifat orang-orang yang bertaqwa adalah menunaikan zakat dan
berbuat kebajikan kepada orang-orang fakir.
Ibnu Jarir dan Ibnu Mardawih mengelurkan
sebuah riwayat dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah saw, bersabda: “orang
miskin itu bukanlah orang yang dicegah oleh sebiji kurma atau dua biji, dan
sesuap atau dua suap makanan.” Seseorang bertanya, “Jadi siapakah orang miskin
itu?” Sabda Rasul, “Orang yang tidak mempunyai sesuatu yang membuatnya tidak
berhajat dan tidak diketahui tempatnya hingga tidak memperoleh sedekah. Orang
seperti itulah orang yang mahrum (tidak kebagian).”[3]
Mereka
menetapkan bagian tertentu bagi peminta-minta, lalu diberi. Juga bagian
tertentu bagi siapa yang diam dan malu, sebagai hak yang wajib dibayarkan dari hartanya. Hal ini bertujuan untuk
membersihkan kalbu dari jeratan kebakhilan, beban kekikiran, dan kendala
kesibukan mencari rizeki.[4]
Ada
orang yang berani meminta, karena memandang bahwa dia berhak menerima zakat
itu, tetapi ada pula orang yang tidak mau meminta dan tidak suka berbuat
seperti itu supaya diberi sedekah sehingga yang hendak mengeluarkan zakat itu
tidak tahu bahwa dia mustahik, dia menjaga harga dirinya walaupun dia miskin.
Orang seperti ini harus diperhatikan sangat oleh orang yang telah wajib
mengeluarkan zakat, bahkan merekalah yang lebih berhak menerima karena sifat
“iffah”, yaitu kesanggupan menahan sengsara karena menjaga harga diri.[5]
B. Al-Baqarah:177 dan Al-Baqarah:195
Al-baqarah: 177
*}§ø©9§É9ø9$#br&(#q9uqè?öNä3ydqã_ãr@t6Ï%É-Îô³yJø9$#É>ÌøóyJø9$#ur£`Å3»s9ur§É9ø9$#ô`tBz`tB#uä«!$$Î/ÏQöquø9$#urÌÅzFy$#Ïpx6Í´¯»n=yJø9$#urÉ=»tGÅ3ø9$#urz`¿ÍhÎ;¨Z9$#urtA#uäurtA$yJø9$#4n?tã¾ÏmÎm6ãmÍrs4n1öà)ø9$#4yJ»tGuø9$#urtûüÅ3»|¡yJø9$#urtûøó$#urÈ@Î6¡¡9$#tû,Î#ͬ!$¡¡9$#urÎûurÅU$s%Ìh9$#uQ$s%r&urno4qn=¢Á9$#tA#uäurno4q2¨9$#cqèùqßJø9$#uröNÏdÏôgyèÎ/#sÎ)(#rßyg»tã(tûïÎÉ9»¢Á9$#urÎûÏä!$yù't7ø9$#Ïä!#§Ø9$#urtûüÏnurĨù't7ø9$#3y7Í´¯»s9'ré&tûïÏ%©!$#(#qè%y|¹(y7Í´¯»s9'ré&urãNèdtbqà)GßJø9$#ÇÊÐÐÈ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat
itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman
kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir
( yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan sholat dan menunaikan
zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan
orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang
yang bertaqwa”.
Tafsir al-Mufradat
§É9ø9$#
|
Secara bahasa berarti memperbanyak kebaikan. Asal katanya adalah al-barr
(daratan), dan lawan katanya adalah al-bahr (laut). Menurut istilah syari’at
adalah setiap sesuatu yang dijadikan sebagai sarana untuk taqarrub kepada
Allah, yakni iman, amal saleh dan akhlak mulia
|
tA#uäurA$yJø9$#
|
Memberihartabenda
|
ûüÅ3»|¡yJø9$#
|
tetap diam, sebab kebutuhan telah menjeratnya.
Akan halnyaorang yang invalid, persoalannya lain karena yang menghalangi
usahanya adalah cacat
|
ûøó$#@Î6¡¡9$#
|
orang yang sedang mengadakan perjalanan
jauh. Sehingga ia tidak bisa menghubungi kerabatnya untuk minta bekal,
lantaran jarak yang memisahkannya.
|
#ͬ!$¡¡9$#
|
Orang yang meminta-minta kepada orang lain karena
terdesak kebutuhan hidup. Pekerjaan ini menurut syari’at islam diharamkan
kecuali karena dalam keadaan darurat, dan tidak ada pilihan lain kecuali
meminta-minta.
|
#ͬ!$¡¡9$#: ÅU$s%Ìh9$#
|
membebaskan budak (hamba sahaya)
|
o4qn=¢Á9$#Q$s%r&
|
Mendirikan sholat sebaik mungkin atau
seperti yang diperintahkan Allah SWT
|
#rßyg»tã
|
Janji atau suatu ikatan yang dipegang teguh
oleh seseorang terhadap orang lain
|
ä!$yù't7ø9$#
|
Diambil dari asal kata (Al-Bu’su), artinya
fakir atau sangat miskin
|
ä!$yù't7ø9$#: ä!#§Ø9$#:
|
Setiap sesuatu yang membahayakan manusia (
penyakit)
|
#qè%y|¹
|
Benar-benar mengaku beriman
|
#qè%y|¹: ybqà)GßJø9$#:
|
Mencegah agar jangan sampai Allah murka
kepadanya dengan cara menjauhi perbuatan dosa dan larangan-larangan-Nya.[6]
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar